Pantun kampus adalah salah satu tradisi sastra yang menjadi ciri khas anak muda Indonesia. Pantun kampus merupakan bentuk puisi lama yang kini dipopulerkan kembali oleh mahasiswa sebagai sarana untuk mengekspresikan ide, gagasan, atau perasaan mereka. Pantun kampus biasanya berisi sindiran, kritik, atau bercandaan yang disampaikan secara kreatif dan humoris.
Pantun kampus memiliki ciri khas tersendiri, yaitu terdiri dari empat baris dengan pola a-b-a-b, serta menggunakan kata-kata yang sederhana namun memiliki makna mendalam. Pantun kampus juga sering kali mengandung unsur kekinian, seperti referensi budaya pop atau peristiwa terkini yang sedang viral di media sosial.
Tradisi pantun kampus sendiri sudah ada sejak lama, namun semakin populer di kalangan mahasiswa Indonesia terutama setelah munculnya media sosial. Para mahasiswa seringkali menggunakan pantun kampus sebagai bentuk ekspresi dan komunikasi di dunia maya, terutama di platform seperti Twitter, Instagram, atau WhatsApp.
Pantun kampus bukan hanya sekadar bentuk hiburan semata, namun juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan positif atau kritik-kritik konstruktif. Dengan menggunakan bahasa yang kreatif dan humoris, pantun kampus mampu menarik perhatian pembaca dan memicu pemikiran mereka.
Sebagai salah satu bentuk sastra anak muda Indonesia, pantun kampus patut diapresiasi karena mampu memperkaya khazanah sastra Indonesia. Melalui pantun kampus, generasi muda Indonesia dapat tetap melestarikan tradisi sastra lama sambil memberikan sentuhan modern yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan demikian, mengenal lebih dekat dengan pantun kampus adalah langkah yang tepat untuk memahami budaya sastra anak muda Indonesia saat ini. Mari kita dukung dan apresiasi karya-karya kreatif para mahasiswa Indonesia dalam bentuk pantun kampus.
Referensi:
1. Pohan, M. H. (2017). Pantun Kampus: Gaya Bahasa dalam Kegiatan Kampus. Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman.
2. Rahadi, A. (2019). Pantun Kampus dalam Media Sosial: Kajian Semiotik. Jurnal Penelitian Humaniora, 5(2), 167-179.
